Mengapa Bahasa Melayu Cepat Berkembang di Nusantara?
Perdagangan antar pulau bahkan antar negara selalu melewati Malaka, perdagangan membuat bahasa Melayu banyak dipakai - sumber gambar : pixabay |
Menurutku ada dua alasan utama mengapa Bahasa Melayu cepat berkembang di Nusantara. Yang pertama adalah karena perdagangan dan yang kedua adalah karena kemudahan. Yuk kita perdalam lebih lanjut satu persatu.
Perdagangan
Tidak banyak yang sadar bahwa salah satu wilayah Indonesia sudah menjadi daerah internasional sejak dulu kala. Nama wilayah ini adalah Selat Malaka.
Menjadi wilayah internasional karena sejak kapal besar berlayar dan perdagangan antar negara atau kerajaan berlangsung, Malaka akan jadi salah satu tujuan. Kapal-kapal dari Eropa (Belanda, Inggris, Spanyol), India dan Arab ketika mencari rempah-rempah akan melewati Selat Malaka.
Sebaliknya, pedagang rempah-rempah dari Maluku, Sulawesi yang akan mencari pembeli juga harus melewati Selat Malaka. Selain itu barang dagangan dari China juga ketika mau dibawa ke Eropa, Afrika dan India, juga lebih cepat dan aman bila lewat Selat Malaka.
Terlebih lagi bila kapal tidak bisa berlayar dalam waktu lama, tidak jarang transaksi akan dilakukan di Malaka. Barang dari penjual akan di turunkan di Malaka yang selanjutnya akan dinaikkan di kapal pembeli. Yang kemudian akan dibawa kembali oleh pembeli ke negara asalnya.
Banyaknya aktivitas di Malaka membuat semua orang yang ingin bertransaksi besar wajib mengenal dan bisa berbahasa Melayu. Karena bahasa yang berlaku di Malaka adalah Bahasa Melayu.
Ini menjawab pertanyaan besar kenapa Bahasa Melayu cepat berkembang. Orang yang ingin berdagang dalam jumlah besar harus tahu bahasa pasar. Meski orang Maluku dan orang Arab sama-sama bukan dari Malaka, demi perdagangan, mereka harus bisa Bahasa Melayu.
Pengaruh Kekuasaan
Arus perdagangan besar membuat penguasa Malaka menjadi kerajaan besar. Sriwijaya adalah salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di Selat Malaka. Kekuasaannya dari Sumatera, Kalimantan sampai Kamboja.
Dan karena Bahasa Melayu adalah bahasa penguasa, daerah-daerah yang dikuasai juga harus bisa memakai Bahasa Melayu.
Pengaruh Dakwah Islam
Ketika Islam masuk ke Nusantara, dimulai dari tempat masuknya, Sumatera, yang di sana ada Malaka. Ulama-ulama besar Islam banyak berasal dari Sumatera kemudian berdakwah ke berbagai pulau di Nusantara.
Maka tidak heran bila kemudian, kitab-kitab Islam juga menggunakan Bahasa Melayu. Para murid yang ingin belajar tentang Islam, selain mampu berbahasa Arab juga harus menguasai bahasa Melayu.
Lingua Franca
Istilah kerennya lingua franca. Bahasa yang menjadi bahasa penghubung (utamanya) antara dua pihak yang berbeda bahasa.
Orang dari Ternate punya bahasa Ternate. Ketika ia berdagang dengan orang India, harusnya ia bisa menggunakan Bahasa India. Sebaliknya orang India untuk berdagang dengan orang ternate, harusnya bisa bahasa Ternate.
Tapi karena mereka bertemu di Malaka, dan mereka sudah sedikit banyak tahu Bahasa Melayu untuk berdagang, mereka menggunakan Bahasa Melayu. Tidak harus menguasai mendalam Bahasa Melayu, tapi cukup sebagai bahasa pengantar dalam berdagang.
Mudah
Alasan kedua adalah karen mudah. Bahasa Melayu sangat mudah. Bandingkan bahasa Indonesia (termasuk dalam rumpun Bahasa Melayu) dengan Bahasa Inggris!
Bahasa Indonesia tidak ada gramatikal yang rumit seperti 16 tenses dalam Bahasa Inggris. Juga tidak serumit Bahasa Arab yang perubahan huruf dan gramatikal sebagaimana ada ilmu Shorof dan Nahwu. Jadi tidak heran kalau Bahasa Melayu cepat berkembang.
Itu tadi dua alasan utama mengapa Bahasa Melayu cepat berkembang di Nusantara. Yang pertama karena Bahasa Melayu adalah Bahasa Perdagangan. Yang mau bertransaksi dalam jumlah besar wajib tahu bahasa Melayu. Yang kedua adalah karena Bahasa Melayu sangat mudah dipahami. Semoga bisa membantu.
Referensi
Sejarah maritim dunia - wikipedia
Komentar
Posting Komentar