Mengapa Penanda Pertanian dalam Kalender Jawa yang Menjadi Panduan Petani untuk Melakukan Aktivitas tidak Berlaku pada Era Tanam Paksa?
Gambar dari pixabay.com |
Ada dua alasan mengapa penanda pertanian dalam kalender jawa yang menjadi panduan petani untuk melakukan aktivitas tidak berlaku pada era tanam paksa. Karena Belanda butuh banyak uang, dan butuh komoditas yang harga jualnya mahal. Dan padi tidak termasuk di dalamnya. Yang kedua, kalender Jawa yang jadi penanda pertanian lebih banyak digunakan untuk menanam padi.
Tanam Paksa Adalah
Tahun 1830 adalah tahun dilaksanakannya tanam paksa di Jawa. Tanam paksa artinya petani di Jawa yang punya lahan harus menanam tanaman yang ditentukan oleh Belanda. Hasil tanaman ini dijual kepada Belanda dengan harga terserah Belanda. Dan tanaman yang ditanam bukan padi atau tanaman pangan.
Di ketentuan tertulis, hanya 20% lahan yang diwajibkan Belanda. Tapi kenyataannya bisa sampai 100%. Artinya petani tidak punya lahan yang ditanami padi. Tidak heran di tahun itu dan beberapa tahun setelahnya banyak orang di Jawa mati karena kelaparan.
Bagaimana dengan tidak punya lahan? Mereka harus bekerja 66 hari dalam setahun. Itu tertulisnya. Praktiknya? Banyak yang harus bekerja setahun tanpa bisa bekerja atau menanam tanaman lain.
Latar Belakang Tanam Paksa
Kenapa Belanda memutuskan tanam paksa? Jawabannya adalah karena Belanda sedang menghadapi kebangkrutan. Dalam menghadapi Perang Diponegoro dan Perang Padri, Belanda banyak hutang untuk biaya perang.
Di dalam negeri, wilayah yang dijadikan Belanda sebagai sebagai pembayar hutang memerdekakan diri. Nama wilayahnya adalah Belgia.
Hutang yang besar membuat Gubernur Jendral Belanda di Jawa punya ide tanam paksa. Hasilnya, tidak sampai setahun berjalan, sistem tanam paksa berhasil membuat neraca keuangan Belanda sehat kembali.
Pranata Mangsa
Sistem penanda aktivitas pertanian dikenal dengan pranata mangsa. Sistem ini dibuat untuk memudahkan petani dan menghindarkan mereka dari kerugian. Terutama untuk petani-petani di pulau Jawa.
Hanya saja pranata mangsa lebih banyak jadi panduan bagi petani padi. Sistem tanamnya juga hanya dua kali dalam setahun. Ini jelas tidak sejalan dengan keinginan Belanda yang ingin menyehatkan keuangan negaranya dengan secepat-cepatnya.
Belanda ingin menanam komoditas yang harga jualnya mahal di Eropa. Dan jelas ini bukan padi.
Itu tadi alasan mengapa penanda pertanian dalam kalender jawa yang menjadi panduan petani untuk melakukan aktivitas tidak berlaku pada era tanam paksa. Semoga bermanfaat.
Referensi
Kalender Jawa Petani - Pranata Mangsa
Komentar
Posting Komentar