Jawaban dari pertanyaan mengapa globalisasi dapat mempengaruhi budaya bangsa adalah karena globalisasi bisa membawa budaya asing masuk ke Indonesia.
Masih bingung dengan jawabannya? Begini penjelasannya
Bagaimana Budaya Terbentuk?
Budaya terbentuk dari kebiasaan manusia. Mudahnya, budaya adalah cara hidup manusia di suatu daerah berbeda dari daerah lainnya.
Sebagai contoh, waktu sholat Ashar di desa-desa yang penduduknya bertani. Bila kau masuk ke desa yang sebagian penduduknya bertani, ada budaya waktu sholat Ashar yang menyesuaikan waktu pulang dari sawah atau kebun.
Meski Ashar dimulai sekitar jam 3 sore, di desa-desa ini, adzan Ashar baru dimulai jam 4 sore. Ini karena banyak penduduknya baru pulang dari sawah atau kebun sekitar jam 4 sore.
Nah ini adalah budaya di salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bertani. Di desa lain yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pekerja pabrik, jelas berbeda budayanya.
Bagaimana dengan budaya bangsa Indonesia?
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penduduknya ramah, murah senyum, peduli dengan tetangga, tinggi tenggang rasa, mudah gotong royong. Ini adalah budaya Bangsa Indonesia yang membuatnya beda dari bangsa-bangsa lain di dunia.
Di Korea Selatan, budaya penduduknya tidak seperti itu. Budaya bangsa Korea Selatan adalah kerja keras, bersungguh-sungguh meraih impian, menjunjung kebebasan pribadi. Meskipun sama-sama dari Asia, budaya atau cara hidupnya berbeda. Di negara atau bangsa lain budayanya pasti juga berbeda.
Seperti Apa Globalisasi itu?
Lalu ada globalisasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, informasi bisa semakin mudah didapatkan dari segala penjuru dunia. Orang bisa dengan mudah melihat budaya orang atau bangsa lain.
Bila budaya tersebut dianggap bagus, seseorang atau sebuah bangsa bisa mengambilnya.
Di negara-negara Barat, seorang anak menyebut ayahnya dengan nama ayahnya adalah sesuatu yang wajar. Tapi bagi orang Indonesia itu adalah kurang ajar.
Bila budaya ini mempengaruhi banyak generasi muda, maka kebiasaan atau cara hidup memanggil ayah dengan nama aslinya akan banyak diambil. Padahal ini tidak cocok bagi Bangsa Indonesia yang sangat menghormati orang tua.
Dengan semakin banyaknya budaya yang masuk dalam proses globalisasi, maka akan banyak budaya dari luar akan mempengaruhi budaya bangsa. Bila tidak hati-hati, banyak budaya bangsa akan mengalami perubahan.
Bila perubahannya lebih positif, tentu lebih baik. Tapi bila perubahannya banyak membawa nilai negatif, ini jelas berbahaya.
Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar