Mengapa Kita Harus Bersyukur kepada Allah? Ada Dua Alasan
Dua alasan mendasar mengapa kita harus bersyukur kepada Allah. Alasan pertama adalah karena bersyukur berarti menunjukkan kita lemah. Sedangkan alasan kedua bersyukur itu membuat orang gampang bahagia.
Biar tidak bingung simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Syukur adalah Proklamasi Kelemahan
Apa yang kita ucapkan saat kita bersyukur? Alhamdulillah atau alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. SeArtinya, segala pujian hanya pantas dimiliki Allah Tuhan semesta alam.
Saat seseorang bersyukur dia sebenarnya mengatakan, ini bukan kerja keras saya. Ini semua adalah anugerah Allah semata. Sementara ikhtiar yang dilakukan bukanlah faktor utama.
Seorang manusia sebagai ciptaan tidak pantas merasa sombong. Karena semua yang terjadi pada dirinya sudah ditetapkan. Kebaikan dan keburukan yang menimpa sudah tercatat sebelum ia lahir. Maka saat ada kebaikan yang terjadi, bersyukur atau mengakui kelemahan adalah semestinya.
Sebaliknya tidak patut bagi seorang manusia menepuk dada dan mengatakan bahwa ini semu karena saya kerja keras. Sebagaimana kisah Qarun yang hidup di jaman Nabi Musa AS.
Orang yang bersyukur berarti dia mengakui kelemahannya. Dalam dunia usaha, orang seperti ini adalah orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati membuat orang lain senang membantu.
Jadi tidak heran bila Allah mengatakan kalau seorang hamba bersyukur pasti ditambah nikmatnya. Karena orang yang rendah hati membuat banyak orang lain tergerak membantu.
Saat berhasil ia tidak menepuk dada, "Ini adalah hasil kerja kerasku." Justru ia menganggap ini adalah anugerah Allah dan bantuan banyak orang. Pasti lebih banyak lagi orang yang senang membantu.
Pandai Bersyukur Membuat Gampang Bahagia
Ini bukan sekedar ungkapan filsafat. Sudah ada bukti penelitian dari peneliti ilmu psikologi. Orang yang pandai bersyukur akan memicu munculnya endorfin, zat rasa senang di otak. Di saat yang sama akan melawan efek hormon kortisol yang muncul saat stres.Ini bukan sesuatu yang aneh. Orang yang pandai bersyukur untuk hal-hal yang kecil tidak pernah merasa risau. Bisa diberi nikmat bernapas, melihat, menyembah Tuhan yang memang layak disembah adalah nikmat yang besar.
Banyak orang di saat yang sama menganggap nikmat ini bukan nikmat. Baru terasa bahwa ini nikmat yang harus disyukuri saat nikmatnya dicabut.
Orang baru bisa bersyukur atas nikmat bisa bernapas saat terkena Covid-19 dan tak bisa bernapas. Ternyata bisa bernapas adalah nikmat yang besar.
Bila seseorang mampu mensyukuri hal-hal sederhana seperti ini, maka ia akan mudah bahagia. Ia tidak dibuat khawatir dengan urusan besar. Karena sebesar apapun masalahnya, ia masih tetap mendapatkan banyak nikmat tiap detiknya. Lalu apa yang mesti dirisaukan?
Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar